Beranda Bandung Selatan Mendaki Puncak Mega Puntang di Pegunungan Malabar Bandung

Mendaki Puncak Mega Puntang di Pegunungan Malabar Bandung

Punggungan Pegunungan Malabar Saat Matahari Terbit

Tak kalah mempesona dari area pegunungan Bandung Utara, Bandung Selatan menawarkan pengalaman berbeda dalam menikmati pemandangan Kota Bandung dari ketinggian, salah satunya dari Puncak Mega Puntang.

Terletak di pegunungan Malabar, Puncak Mega Puntang memiliki ketinggian 2222 mdpl. Akses masuk untuk dapat mendaki puncak mega puntang bisa dilakukan melalui pos milik perhutani atau PGPI. Jika memilih masuk lewat pos perhutani, maka pengunjung bisa terlebih dahulu menikmati suasana kolam cinta, indahnya Sungai Cigeureuh, dan reruntuhan bangunan radio Malabar.

Baca juga:http://yourbandung.com/wisata-pangalengan-satu-hari-menyusuri-jejak-bosscha-di-perkebunan-teh-malabar-bandung/

Untuk perjalanan kali ini saya memilih melalui pos PGPI, perjalanan dimulai dengan memasuki kebun kopi milik penduduk setempat dengan kemiringan ± 30 derajat, sungguh kondisi trek yang cukup menguras tenaga di awal perjalanan, namun pengunjung bisa sedikit terhibur oleh suasana pohon pinus dan sejuknya udara pegunungan.

Jalur Pendakian Puncak Mega Puntang

Memasuki kawasan hutan dengan vegetasi cukup rapat, kondisi trek semakin berat, kemiringan jalur yang semakin curam, serta banyaknya akar pepohonan yang membuat jalan licin, terutama sehabis hujan atau pada pagi hari ketika kabut turun. Salah satu tanjakan yang terkenal adalah tanjakan cacing. Tanjakan ini memiliki kondisi kemiringan jalur ± 30 – 45 derajat dengan waktu tempuh ± 30 menit perjalanan sambil diselingi istirahat. Di perjalanan, kita dapat menemukan sebuah tempat peristirahatan atau yang sering disebut “Batu Kaca” oleh para pendaki. Tempat ini merupakan sebuah dataran yang cukup rata, naming dipenuhi oleh batu-batu alam dengan ukuran besar.

Setelah melalui batu kaca, trek untuk menuju Puncak Mega Puntang menjadi lebih berat dengan jalur yang dipenuhi batu dan vegetasi yang lebih terbuka membuat pendaki sesekali menggunakan kedua tangannya untuk memanjat beberapa batu, jalur ini sering diselimuti kabut, sehingga tingkat kewaspadaan harus semakin ditingkatkan.

Di ujung tanjakan tersebut sudah menanti sebuah dataran yang cukup luas untuk dipakai mendirikan beberapa tenda. Namun kebanyakan pendaki lebih memilih mendirikan tenda di pos terakhir sebelum puncak mega, karena jaraknya yang lebih dekat. Dari pos terakhir tersebut, kita bisa mondar mandir ke puncak mega puntang dalam waktu kurang dari 5 menit. Tempat ini dapat menjadi spot favorit untuk menikmati pemandangan matahari terbenam, gemerlap lampu kota pada malam hari, dan indahnya matahari terbit pada pagi hari.

Area Batu Kaca

Dari Puncak Mega Puntang, kita bisa dengan jelas melihat Kota Bandung dan beberapa gunung yang mengitarinya, bahkan puncak Gunung Ciremai yang jauh di utara Jawa Barat pun bisa terlihat dari puncak mega puntang, sebuah pemandangan yang sangat sebanding dengan beratnya medan yang dilalui.

Perlu diperhatikan ketika melakukan perjalanan pulang (turun ke jalan yang sama ketika naik) untuk tetap menjaga kenyamanan dalam berjalan karena trek turun jauh lebih susah ketika naik. Jalan menanjak yang dilalui saat naik bisa menjadi lebih berbahaya ketika menuruninya, terutama ketika trek basah karena hujan ataupun embun, sangat disarankan menggunakan trekking pole atau tongkat apa saja untuk membantu pijakan.

Akses menuju gunung puntang bisa menggunakan angkutan desa dari terminal banjaran, ataupun menggunakan kendaraan pribadi dengan mengikuti jalur banjaran-pangalengan lalu berbelok ke kiri tepatnya di tugu cimaung. Dari tugu cimaung tinggal mengikuti jalan aspal, karena ujung jalan tersebut berakhir di pos PGPI dan perhutani. Estimasi dari kota Bandung menuju pos PGPI memakan waktu ± 2 jam perjalanan (jika lalu lintas lancar). Harga tiket masuk untuk mendaki gunung puntang cukup terjangkau, hanya Rp. 5000 per-orang.

Tautan Artikel Ini : http://yourbandung.com/mendaki-puncak-mega-puntang-di-pegunungan-malabar-bandung/

7 KOMENTAR

Comments are closed.