Beranda Berita Meriahnya Gelaran Asia Africa Festival 2019 Disambut Warga dan Wisatawan di Bandung

Meriahnya Gelaran Asia Africa Festival 2019 Disambut Warga dan Wisatawan di Bandung

Peserta Asian African Carnival

Hajatan tahunan Kota Bandung yang digelar untuk memperingati Konferensi Asia Afrika ke-64 yang jatuh pada tahun 2019 ini telah sukses terselenggara tanggal 29-30 Juni kemarin. Adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung beserta jajarannya yang bertugas melaksanakan acara ini dengan tujuan mengundang turis, baik domestik maupun mancanegara sebanyak-banyaknya ke Kota Bandung untuk bersuka-cita dan bergembira bersama merayakan hubungan baik yang selama ini terjalin antara sesama negara di benua Asia-Afrika.

Baca juga: Mengintip Isi Kamar Presiden Sukarno di Hotel Bidakara Grand Savoy Homann Bandung

Event karnaval atau parade budaya tak dapat dipungkiri banyak mengundang penonton, baik dari kalangan warga maupun dari luar kota. Sebut saja beberapa karnaval dan festival yang sudah dikenal, seperti Jember Fashion Carnival, Banyuwangi Ethno Carnival, Solo Batik Carnival, Festival Ogoh-ogoh Bali maupun Rio de Janeiro Carnival di Brazil.

Banyuwangi Ethno Carnival menampilkan Tari Gandrung

Oleh karena itu, Kota Bandung sejak tahun 2015 lalu secara rutin mulai menggelar karnaval tahunan yang memiliki ciri khas dan dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi warga maupun wisatawan. Karnaval ini lalu diberi nama Asia Africa Carnival. Hal ini tak lepas dari sejarah Kota Bandung yang pernah menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.

Lihat video: Asian African Carnival 2015

Dimulai pada pukul 08.30, Asia Africa Festival 2019 diawali dengan Palestine Solidarity Walk oleh rombongan Walikota Bandung Oded M. Danial dan para perwakilan negara-negara Asia Afrika yang hadir. Aksi yang dimulai dari Pendopo Kota Bandung menuju Palestine Walk  di sekitar monumen bola dunia ini dilakukan sebagai dukungan negara-negara Asia Afrika untuk kemerdekaan Palestina yang ditandai dengan pelepasan burung merpati putih secara serentak.

Setelah itu rombongan menuju Museum KAA untuk menyelami sejarah Konferensi Asia Afrika yang pernah berlangsung untuk pertamakalinya di Kota Bandung. Sepanjang perjalanan rombongan ini disambut meriah oleh warga yang telah menanti untuk menyaksikan detik-detik bersejarah, seperti yang terjadi pada 64 tahun yang lalu.

Baca juga: 10 Titik Penting KAA yang dapat Dijumpai di Jalan Asia Afrika Bandung

Tak hanya lambaian tangan hangat ribuan penonton yang hadir, tetapi juga tarian seni budaya dipertontonkan kepada perwakilan 19 negara tersebut. Pada pukul 10.00 pagi dimulailah arak-arakan seni budaya memenuhi jalan Asia Afrika. Ada Seni Badawang dari Bandung Barat, Barongan dari Blitar, Angklung Buncis dari Cimahi, Bebegig, dan Mikoshi dari Jepang. Selain itu juga ada drum band, pawai pasukan Kavaleri Berkuda, barisan sepeda onthel, dan sebagainya. Tak kurang dari 15 perwakilan dari kota/kabupaten di Indonesia juga turut memeriahkan perhelatan ini.

Peserta Parade Angklung

Di siang terik itu, tampak para peserta karnaval berbusana warna-warni, baik bernuansa tradisional maupun modern dari nusantara dan mancanegara melangkah perlahan menampilkan keragaman seni dan budaya dari daerahnya masing-masing. Menyaksikan hal ini Walikota Bandung Oded M. Danial menandaskan bahwa bagi warga Bandung, Asia Afrika Festival 2019 bukan hanya kegiatan silaturahmi saja, tetapi juga menghadirkan seni budaya sebagai semangat untuk mewujudkan solidaritas.

Acara Asia Africa Festival 2019 turut dimeriahkan juga dengan Asia Africa Fair dan Asia Africa Geographic & Food Market di Cikapundung River Spot serta suguhan musik dari Tedy /rif, Emplay Utopia, Yuky Pas, Black Juice, Raspaty Band, Mat Setun dan lain-lain. Sebelumnya juga digelar Road to Asia Africa Festival di beberapa pusat perbelanjaan dan mall.

Para perwakilan negara-negara Asia Afrika yang hadir juga diajak untuk menyaksikan Taman Asia Afrika yang akan segera diresmikan dengan air mancur menari dan pusat kuliner Korea. Tak lupa juga merasakan belajar membuat batik di Batik Komar dan memainkan musik dengan angklung.

Baca juga: Melalui Pendekatan Modern Rumah Batik Komar Kembangkan Kawasan Eduwisata Batik di Bandung