Mengungkapkannya seperti sedang mabuk kepayang.
Ini cerita tentang tempat dimana 5 musim berada.
Masih di Bandung
Ini musim semi. Lantainya berseri penuh bunga berwarna-warni. Langit pekat akhirnya memunculkan binary kerlip city lights Kota Bandung. Bersama teman terkasih, kami duduk menikmati hot cappuccino, hot lychee tea, iced lemon tea, dan honey ginger tea. Di musim semi kami mengintip musim gugur yang berada di atas musim panas yang berbeda satu tingkat saja. Semua nampak seperti kolase foto liburan dari musim ke musim.
Pak Taufik dan Pak Ando menyuguhkan senyum selamat datang. Mereka ramah, menjerembabkan perhatian kami ke lantai bawah dimana musim dingin seperti disulap ada di Bandung. Lantai yang satu ini mengingatkan kami kepada film Hollywood, Frozen. Ah, spektakuler sekali gedung resto and lounge ini.
Lengkap sudah 4 musim dinampakkan di hadapan kami. Lalu apa musim ke-5 ?
Saudara! Ini yang Anda harus cari tahu sendiri di Five Seasons Resto and Lounge yang menempati spot paling grande di daerah Bukit Pakar Timur, kawasan café dan resto berkonsep butik yang memiliki view paling mewah untuk citylights. Dari semua yang ada di kawasan ini, sudut pandang citylight paling lebar ada di sini.
Sambil memesan ‘Bala-bala Five Seasons’ yang dibesar-besarkan beritanya sebagai gorengan paling renyah yang pernah dikeluarkan dari dapur manapun, kami menyaksikan Pak Ando yang memaparkan teknik manual brewing kopi Priangan yang ia banggakan. Caranya menjelaskan keseimbangan kesan asam dan ‘body’ kopi serta ukuran grounded coffee, kami yakin ia punya latar belakang kuat sebagai barista.
Kami benar. Soal Pak Ando yang barista, juga soal bala-bala paling renyah di muka bumi. Bumi yang sedang kami pijak at least.
Sembari menyeruput manual brewing paling menyegarkan dengan body yang menancap sedikit lebih lama gandangan Pak Ando, barulah Pak Taufik yang ternyata General Manager di gedung bermusim lebih ini menjelaskan bahwa konsep makanan di sini yang paling unik. Herbs and spices diangkat lebih berseni. Tak terlalu kuat seperti makanan India, dan juga tak terlalu flat seperti roti tawar.
Herbs atau bumbu yang hanya tumbuh saat musim yang Indonesia tak memilikinya dan di daerah dingin saja, dihadirkan dalam makanannya. Spices atau rempah yang melambungkan Indonesia ke panggung kuliner dunia sejak berabad lalu pun dipadupadankan dengan bahan segar alami. Tapi apa signature dish sebenarnya dari Five Seasons?
Jujur kata. Setiap orang suka nasi goreng. Orang Indonesia suka. Orang Melayu suka. Orang Oriental umumnya suka. Bahkan orang Eropa dan Amerika suka ‘nasi goring’. Jadi, inilah signature dish dari Five Seasons Resto and Lounge. Bedanya apa dong?
“Carikan tempat lain yang ada nasi goreng pake kuah,” pinta Pak Taufik. Dua tiga detik kami melirik-lirik bola mata ke kiri dan ke kanan. Tidak ada yang kami ingat satu tempat pun yang memberikan kuah pada nasi goreng. Nah, ini nasi goreng berkuah yang pertama bagi kami. Kami semua di antara yang ada.
Rasanya? Herbs and spices yang sempurna dari berbagai musim yang ada di dunia, tumpah di kuahnya yang juga ditumpahkan di depan mata Anda. Wow. Mabuk kepayang seperti kalimat awal kami di atas.
coba iganya fiveseasons dong, pasti joss!!