Beranda Berita Mengenal Budaya Penanggalan Tahun Caka Sunda Melalui Hajat Puseur Dayeuh di Bandung

Mengenal Budaya Penanggalan Tahun Caka Sunda Melalui Hajat Puseur Dayeuh di Bandung

Malam tahun baru masehi selalu menjadi momen yang tak mungkin terlewatkan oleh sebagian besar Warga Bandung dan lebih luas lagi Warga Jawa Barat. Namun bagaimana dengan pergantian Tahun baru Sunda? Apakah ada acara khusus di tempat Anda tinggal untuk memperingatinya? Mungkin akan lebih banyak yang menjawab “tidak.” Oleh karena itu, melalui acara Hajat Puseur Dayeuh, Pemerintah Kota Bandung mencoba mengenalkan kembali penanggalan Tahun Caka Sunda kepada warga ataupun wisatawan yang sedang berkunjung ke Bandung.

Aksesories Handmade yang Dijual di Booth

Bertempat di Cikapundung River Spot pada (29/8), acara Hajat Puseur Dayeuh mulai didatangi pengunjung sejak pukul 10.00. Berbagai kegiatan kesenian pun ditampilkan untuk memberikan kesempatan pada bakat-bakat terbaik yang dimiliki tanah Sunda. Mulai dari tari-tarian yang beragam jenisnya, hingga tembang Sunda yang telah dimodifikasi menjadi bernuansa rock. Selain itu, terdapat pula beberapa booth yang berisikan kreasi unik para tenant yang dapat langsung dibeli oleh pengunjung. Ada kaos bertuliskan lelucon Sunda, aksesoris, hingga kuliner.

Cemilan berbahan dasar singkong dari Kampung Adat Cireundeu

Booth kuliner pada acara Hajat Puseur Dayeuh ini diisi oleh Kampung Adat Cireundeu yang berlokasi di daerah Cimahi. Keunikan kuliner yang mereka tawarkan terletak pada bahan utama makanan mereka yang keseluruhannya pasti menggunakan singkong. Mulai dari berbagai macam cemilan, dendeng yang terbuat dari kulit singkong, hingga nasi yang dibuat dari tepung singkong. Harganya pun sangat terjangkau, untuk kue dan aneka ragam cemilan bisa didapat hanya dengan Rp.10.000-Rp.15.000 per bungkus. Rasi (beras nasi) pun dijual dengan harga Rp.5.000/pax yang cukup dibuat menjadi satu bakul nasi.

Komunitas Sunda Jamparing

Anda juga dapat mencoba beragam permainan tradisional Sunda yang kini sudah sangat sulit ditemukan di sekitar kita. Beberapa di antaranya ada gasing bambu, egrang dan kelereng. Kemudian ada juga olah raga memanah yang dapat ditemui di booth komunitas Sarapala. Dalam budaya Sunda sendiri, Busur Panah disebut dengan nama Gondewa, sedangkan anak panahnya bernama Jamparing.

Menghidupkan Kembali Permainan Tradisional Egrang

Sesuai dengan misinya, yaitu mengenalkan sistem penanggalan Tahun Caka Sunda, Anda juga dapat bertanya mengenai hal tersebut pada booth yang telah disediakan. Karena pada dasarnya, penanggalan tahun Sunda ini cukup unik dan memiliki beberapa cara perhitungan. Ada yang menghitung tanggal dengan melihat gejala yang ditunjukkan alam sekitar, namun ada juga yang melakukan perhitungan dengan cara matematis. Dan menurut perhitungan Kala Caka Sunda, tepat saat terbenamnya matahari pada 29 Agustus 2017 masehi merupakan titik pergantian tahun 1954.

Berbagai Senjata Tradisional

Acara ini berlangsung hingga pukul 3 dini hari pada 30 Agustus 2017 masehi. Agenda pada malam harinya menghadirkan penampilan dari beberapa seniman Sunda ternama yang bergantian mengisi panggung Hajat Puseur Dayeuh untuk memeriahkan suasana. Salah satu penampilan yang menarik perhatian adalah pertunjukan dari Karinding Attack yang menyajikan bunyi-bunyian unik dari alat musik Sunda Karinding. Agenda kemudian ditutup dengan ritual ngawinkeun cai yang merupakan ritual untuk meminta diturunkan hujan.

Penampilan dari Karinding Attack