Beranda Berita 6.000 Orang Hadir Memeriahkan Parade Bandung Rumah Bersama

6.000 Orang Hadir Memeriahkan Parade Bandung Rumah Bersama

Parade Bandung Rumah Bersama (foto: Humas Kota Bandung)

Sebanyak 6.000 peserta dari lintas agama dan budaya turut memeriahkan Parade Bandung Rumah Bersama yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung di Jalan Asia Afrika Kota Bandung pada hari Sabtu kemarin (15/2/2020).

Acara dibuka dengan “historical walk” yang ditandai dengan aksi jalan kaki secara beriringan Wali Kota Bandung, Oded M. Danial bersama Ketua DPRD, Forkopimda, Kepala Kemenag, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dan perwakilan tokoh agama dari Hotel Savoy Homann menuju Gedung Merdeka.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan sambutan, pembacaan dan penandatanganan “Deklarasi Bandung Rumah Bersama” yang diikuti dengan pelepasan burung merpati sebagai penanda dimulainya parade.

Deklarasi Bandung Rumah Bersama intinya menyatakan bahwa Kota Bandung yang harmoni, aman, dan damai bisa menyejukkan dan membawa kebahagiaan bersama. Isi deklarasi mencerminkan warga Kota Bandung yang mencintai persahabatan dan kerukunan dengan cara yang damai dan bermartabat.

Deklarasi Bandung Rumah Bersama ditandatangani oleh Wali Kota Bandung, Oded M Danial, Tedy Rusmawan (Ketua DPRD Kota Bandung), Kolonel Infantri M. Herry Subagyo (Dandim 0618/BS Kota Bandung), Kombes Pol. Irman Sugema (Kapolrestabes Kota Bandung), Nurizal Nurdin (Kajari Kota Bandung), Edson Muhammad (Ketua PN Kota Bandung), KH. Miftah Faridl (Ketua MUI Kota Bandung), Ahmad Suherman ( FKUB Kota Bandung), Yusuf Umar (Kepala Kemenag Kota Bandung), Ferdi Ligaswara (Kepala Badan Kesbangpol Kota Bandung).

Isi Deklarasi Bandung Rumah Bersama selengkapnya adalah sebagai berikut:

Kami Masyarakat Kota Bandung yang menyemangati persatuan dan kesatuan bangsa, dengan ini menyatakan:
1. Bertekad setia dan menjunjung tinggi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. Bertekad mendukung Pemerintah Kota Bandung dalam rangka menciptakan situasi kondusif penuh kedamaian demi terwujudnya Kota Bandung yang Unggul, Nyaman, Sejahtera, dan Agamis.

3. Bertekad menjaga kerukunan hidup umat beragama dilandasi semangat toleransi, persaudaraan, persatuan, dan kesatuan dalam upaya melindungi bangsa dari pengaruh paham-paham yang bertentangan dengan prinsip-prinsip persatuan Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

4. Secara aktif dan penuh kesadaran bertekad menjadikan Kota Bandung sebagai “Rumah Bersama”.

5. Bertekad untuk senantiasa memelihara dan merawat Tri Kerukunan Umat Beragama (Rukun Intern Umat Beragama, Rukun Antarumat Beragama, dan Rukun Antarumat Beragama dengan Pemerintah).

6. Bertekad untuk senantiasa memelihara adanya perbedaan Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA) sebagai realitas dan fakta nyata akan keragaman Keluarga Besar Kota Bandung.

7. Menolak segala bentuk penyebaran berita bohong atau hoax, ujaran kebencian yang berpotensi menimbulkan konflik, menciderai kerukunan hidup umat beragama.

8. Bertekad untuk menciptakan kondisi Kota Bandung sebagai Masyarakat Madani (Civil Society), yaitu masyarakat berperadaban menjungjung tinggi etika, moralitas, dan toleransi.

Usai pelepasan burung merpati, parade Bandung Rumah Bersama mulai bergerak yang pesertanya berasal dari berbagai organisasi keagamaan dan Kampung Toleransi. Saat melewati Gedung Merdeka, para peserta saling unjuk kebolehan. Mulai dari marching band, calung, angklung, barongsai, pencak silat, paduan suara, hingga wushu.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menegaskan acara tersebut bukan untuk merayakan satu kebudayaan atau ibadah suatu agama, melainkan Kota Bandung sebagai Rumah Bersama yang di dalamnya ada berbagai agama, suku, dan budaya.

“Acara ini sekaligus menepis penilaian sebagian kalangan bahwa Bandung Kota Intoleran. Hari ini dan seterusnya kita nyatakan bahwa Bandung sangat toleran dan rumah semua agama, suku, dan golongan yang memiliki komitmen sama, yaitu membangun Bandung,” katanya saat menyampaikan sambutan.

Oded pun mengajak komunitas atau golongan jika masih ada yang menganggap acara tersebut hanya untuk membesarkan budaya atau agama tertentu untuk berdialog bersama.

“Kita sepakati bersama, bahwa keamanan, ketentraman, dan ketertiban menjadi modal besar pembangunan, sehingga dengan hal tersebut, ditambah kepastian hukum akan kita pastikan bersama hadir di Kota Bandung, dan agenda ini adalah salah satu upaya ke arah itu,” ucapnya.