Beranda Atraksi Wisata Wisata Edukasi dengan Kecanggihan Teknologi di Museum Gedung Sate Bandung

Wisata Edukasi dengan Kecanggihan Teknologi di Museum Gedung Sate Bandung

Bicara tentang hal paling ikonik yang ada di Bandung pasti takkan pernah terlepas dengan keberadaan Gedung Sate. Gedung yang dibangun pada masa pemerintahan Kolonial Belanda ini memang memiliki ciri khas unik dengan ornament tusuk sate yang berada di puncaknya. Tempat ini sekaligus menjadi salah satu lokasi foto yang wajib dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke Bandung. Namun setelah sekian lama hadir dan melekat erat dengan citra Kota Bandung, tak banyak orang yang berkesempatan untuk masuk ke dalamnya serta mengenal lebih jauh mengenai bangunan yang juga menjadi kantor Gubernur Jawa Barat ini. Oleh karena itu, agar dapat lebih dekat kehadirannya dengan masyarakat, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah meresmikan Museum Gedung Sate yang bertempat di Lantai Basement pada Jumat (8/12) sore. Museum baru ini dilengkapi dengan kecanggihan teknologi yang tentunya dapat membuat wisata edukasi ke museum menjadi lebih seru dan menyenangkan.

Baca juga: 16 Bangunan Heritage Terpopuler di Bandung

Pemanduan Penceritaan Sejarah di Museum Gedung Sate

Tak hanya bercerita tentang Gedung Sate, museum yang memiliki luas 500 m2 ini menceritakan juga mengenai sejarah Kota Bandung dan Jawa Barat, jauh sebelum Gedung Sate berdiri. Rancangan infografis yang apik membuat pengunjung lebih mudah memahami data-data sejarah yang disajikan. Ditambah dengan keberadaan layar sentuh interaktif di beberapa titik, serta berbagai alat peraga canggih. Seperti fasilitas Augmented Reality dan Virtual Reality yang dapat ditemukan di dalam salah satu ruangan. Dalam ruangan Augmented Reality, para pengunjung dapat berfoto di sebuah layar mirroring yang seolah-olah menempatkan mereka ke dalam sebuah suasana pada zaman Gedung Sate dibangun. Sedangkan pada ruangan berteknologi Virtual Reality terdapat sebuah set berbentuk balon udara yang bila dinaiki bersama dengan penggunaan kacamata virtual, maka pengunjung dapat seolah menikmati perjalanan udara mengitari Gedung Sate tempo dulu.

Fasilitas Virtual Reality di Museum Gedung Sate

Bagi pengunjung yang datang berkelompok, Museum Gedung Sate juga menawarkan jasa pemanduan yang dapat membantu dalam memberikan penceritaan sejarah. Salah satu narasumber sejarah dan pembuat materi teks yang juga terlibat sebagai pemandu pada pembukaan Museum Gedung Sate ini, yaitu Ridwan Hutagalung berharap bahwa untuk ke depannya Museum Gedung Sate ini dapat menjadi contoh untuk museum-museum lain. “Pengemasannya kekinian, modern, akrab untuk semua umur, tapi dalam hal data juga digarap serius dan dapat dijadikan rujukan untuk mereka yang memerlukannnya untuk studi,” begitu ucapnya saat ditemui di sela-sela peresmian.

Sudut Museum Gedung Sate yang memperlihatkan batuan penyusun konstruksi bangunan

Selama masa opening yang berlangsung sampai akhir Desember 2017 ini, kunjungan ke Museum Gedung Sate tak dikenakan biaya apapun. Baru nanti pada awal Januari 2018, tiket untuk masuk ke dalam museum ini akan mulai diberlakukan dengan nominal Rp. 5.000 / orang. Museum Gedung Sate ini buka setiap hari kecuali hari senin dan hari libur nasional.

Pintu Masuk Museum Gedung Sate