Beranda Berita Masuk Zona Kuning, Wali Kota Bandung Siapkan Strategi Baru

Masuk Zona Kuning, Wali Kota Bandung Siapkan Strategi Baru

Foto: Humas Kota Bandung

Kota Bandung termasuk ke dalam zona kuning Covid-19 berdasarkan kajian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Wilayah kota Bandung menjadi satu-satunya yang masuk ke dalam zona kuning pasca-PSBB Provinsi dan PSBB Bandung Raya.

Oleh karena itu, Kota Bandung direkomendasikan untuk menjalankan PSBB parsial. PSBB ini dilakukan di tingkat wilayah, seperti kecamatan atau kelurahan.

Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan akan melakukan kajian berdasarkan data yang dimiliki oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung atas rekomendasi tersebut. Beliau juga akan mendiskusikan dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) terkait tindak lanjut yang akan dilakukan.

“Saya perintahkan Pak Sekda sebagai Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Bandung untuk mengkaji dan membahas dengan gugus tugas. Insyaallah Pak Sekda telah diskusi dengan Bappelitbang dan Dinas Kesehatan untuk merespon apa yang disampaikan Pak Gubernur,” ungkap wali kota.

Cukup tingginya angka kasus di Kota Bandung menjadi pertimbangan wali kota. Hingga tanggal 17 Mei 2020, telah ditemukan 288 kasus positif. Sebanyak 74 orang diantaranya telah dinyatakan sembuh, sedangkan 36 orang lainnya meninggal dunia.

Di sisi lain, Kota Bandung sebagai kota jasa juga perlu mempertimbangkan aspek ekonomi. Hal ini karena ekonomi Kota Bandung di masa pandemi ini cukup merosot. Pendapatan daerah menurun hingga 60%, karena ada 166 hotel yang tutup dan 3.724 warga yang dirumahkan.

“Insyaallah hari Selasa akan kami rapatkan. Insyaallah kita putuskan yang terbaik untuk semua,” tandasnya.

Sebelumnya, pada Rapat Evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar Tingkat Provinsi Jawa Barat (PSBB Jabar) yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat, M. Ridwan Kamil, Sabtu (16/5/2020) lalu, seluruh wilayah Jawa Barat dibagi ke dalam 5 zona berdasarkan tingkat penularan Covid-19, yakni zona hitam, merah, kuning, biru, dan hijau.

Zona hitam berarti kasus Covid-19 sudah sangat parah dan perlu dilakukan kuncitara atau lockdown. Karakteristik zona ini tidak ditemukan di Jawa Barat.

Zona merah berarti masih ditemukan kasus Covid-19 pada satu atau lebih klaster dengan peningkatan kasus yang signifikan. Pada zona ini, perlu dilakukan PSBB secara penuh.

Zona kuning berarti penemuan kasus Covid-19 hanya pada klaster tunggal. Di zona ini bisa dilakukan PSBB secara parsial.

Sedangkan zona biru menunjukkan adanya kasus Covid-19 secara sporadis baik kasus impor (imported case) atau penularan lokal. Pada zona ini, boleh dibebaskan dari PSBB, namun wilayah tersebut wajib melakukan penjarakan fisik (physical distancing).

Terakhir zona hijau, yaitu wilayah yang sudah tidak ada penularan virus sehingga aktivitas bisa dilakukan secara normal.

“Hampir semua yang namanya kota itu masuk yang level merah, kecuali Kota Bandung, sudah masuk kategori level kuning atau level tiga dari lima level itu,” jelas Ridwan.

“PSBB parsial itu bisa jadi begini. Kalau di zona merah kegiatan yang diperbolehkan itu maksimal 30%. Kalau Bandung zona kuning boleh 60%, silakan diatur. Kalau takut masih ada kelurahan yang di zona merah atau hitam, dan di situ ada hotel misalnya, maka hotel yang ada di zona merah dan hitam mohon tidak ada relaksasi,” jelas mantan Wali Kota Bandung itu menjelaskan maksud PSBB parsial.