Pada masa pasca pemerintahan kolonial Belanda, kawasan tengah kota seperti Jl. Asia Afrika (dulu Grote Postweg), Jl. Cibadak, dan Jl. Blk Pasar Baru, memang merupakan pusat pemukiman dan perdagangan penduduk. Maka tak heran di kawasan sekitarnya terdapat beberapa bisnis yang masih bertahan sampai dengan sekarang. Salah satunya yang cukup kuat mengembangkan barang jualannya hingga saat ini adalah Lotek Kalipah Apo yang berdiri pada tahun 1953. Keistimewaan dari lotek ini terletak pada rasanya yang legit. Hal ini dikarenakan pengolahan bumbu kacangnya yang memiliki racikan khusus. Ciri khasnya tersebut masih bertahan hingga saat ini, karena resep orisinilnya diwariskan turun-temurun di keluarga sang pendiri, yakni Foula Suryadi.
Secara bertahap, Lotek Kalipah Apo mulai menambah item makanan yang dijualnya. Tak hanya lotek, Foula kemudian berjualan aneka kolak, rujak, gado-gado, lontong kari, laksa, nasi timbel, nasi begana dan berbagai jenis masakan lainnya. Bahkan untuk menu rujak, di sini terdapat lima jenis rujak yang bisa disantap pengunjung. Kelima jenis rujak tersebut adalah Rujak cuka, rujak uleg, rujak bebeg, rujak campur, dan rujak banci. Namun dari seluruh menu yang dijualnya, tentu lotek tetap menjadi sajian andalan yang paling banyak dipesan. Lidya yang merupakan cucu dari Foula, tetap mempertahankan resep dan cara mengolah masakannya sehingga cita rasanya tetap sama. Satu porsi loteknya sudah bisa didapat dengan harga Rp22.000.
Selain perluasan dari segi pilihan menu makanan, Lotek Kalipah Apo juga mengalami perkembangan dari segi tempat yang kini lebih luas. Lokasi yang saat ini ditempati yaitu di Jl. Kalipah Apo No. 42, sebenarnya merupakan pindahan dari lokasi sebelumnya yang lebih kecil, namun masih berada di Jl. Kalipah Apo. Bagi Anda di Jakarta, Lotek Kalipah Apo juga dapat disantap di cabangnya yang beralamat di Jl. Batang Hari No. 21, Jakarta Pusat. Lotek Kalipah Apo buka setiap hari, kecuai hari Selasa, mulai pukul 9 pagi, hingga pukul setengah 5 sore.
