Beranda Kuliner Mengintip Rahasia Dapur Roti Djie Seng yang Legendaris di Bandung

Mengintip Rahasia Dapur Roti Djie Seng yang Legendaris di Bandung

Roti Djie Seng Bandung

Sejak berdiri pada tahun 1950, Djie Seng biasa menjajakan roti-rotinya dengan berkeliling menggunakan armada sepeda motor maupun sepeda onthel. Namun, seiring berjalan dengan waktu, kini pedagang keliling Roti Djie Seng pun sudah semakin jarang dijumpai di Bandung. Kendati demikian, kita masih bisa membelinya dengan berkunjung langsung ke toko yang sekaligus merupakan dapur yang menjadi rahasia dari kelezatan rasa Roti Djie Seng yang legendaris di Bandung.

Di Bandung sendiri, terdapat tiga tempat yang menjadi lokasi penjualan Roti Djie Seng. Ketiga tempat tersebut berada di Jalan Rajawali Timur No. 175, Jalan Astana Anyar No. 13, dan Jalan Terusan Pasir Koja No. 205. Menariknya, kita bisa datang ke toko tersebut kapanpun kita mau, karena jam operasional toko yang berlangsung terus menerus selama 24 jam. Namun, jangan bayangkan Toko Roti Djie Seng menyerupai bakery masa kini yang cozy dan instagrammable. Hal ini dikarenakan tempatnya yang terhubung langsung dengan tempat produksi roti.

Dalam kunjungan ke cabang Toko Roti Djie Seng yang terletak di Jalan Rajawali Timur, Saya pun hanya melihat sebuah bangunan sederhana dengan spanduk kain bertuliskan Djie Seng, lengkap dengan alamat, serta gambar maskot chef khas Djie Seng. Selain itu, bangunan toko ini tampak agak sedikit berantakan dengan berjejernya kayu-kayu penutup bangunan dan tumpukan karung. Jika tak teliti mencari lokasi, Toko Roti Djie Seng ini bisa terlewati begitu saja.

Saat masuk ke dalam toko, rak-rak kayu dengan beberapa roti buaya tersusun rapi pun langsung dapat terlihat. Nampak pula sebuah sepeda dengan boks Djie Seng yang sepertinya sudah tak terpakai lagi. Sementara itu, cahaya ruangan yang sedikit remang menambah nuansa klasik di tempat ini.

Selanjutnya terdapat sebuah ruangan di mana para pegawai toko roti berada. Ruangan tersebut merupakan jantung toko Djie Seng sekaligus tempat membeli roti. Saat masuk ke dalam ruangan itu, harum adonan roti pun semerbak memenuhi seisi ruangan, dan kita akan langsung disambut oleh seorang pegawai toko. Pegawai tersebut akan melayani pembeli yang datang sembari sibuk membungkus roti-roti ke dalam plastik bening untuk siap dijual. Sementara di sisi lain ruangan, tampak sebuah dapur sederhana dengan deretan meja dan loyang-loyang roti yang berserakan, serta beberapa pegawai yang tampak sibuk membuat roti.

Untuk membeli roti yang diinginkan, kita dapat langsung berbicara kepada pegawai yang berdiri di dekat pintu masuk ruangan. Kita bisa memilih berbagai macam roti, diantaranya roti tawar, roti manis dengan berbagai varian, serta roti kadet. Jika datang pada waktu yang tepat saat para pegawai tengah memproduksi roti, kita bisa mendapatkan roti yang masih hangat karena baru selesai dipanggang. Kalaupun tidak hangat, tidak perlu khawatir akan kualitas roti yang dijual, karena roti-roti yang dijual selalu diproduksi pada hari itu juga.

Harga yang ditawarkan untuk Roti Djie Seng sangat ramah di kantong. Misalnya saja, roti manis yang dijual dengan harga sekitar Rp 3.000 per potong. Soal rasa, roti Djie Seng yang masih menggunakan resep lama ini sungguh nikmat. Rotinya sederhana, padat, mengenyangkan, dan tentunya enak. Sehingga cocok menjadi hidangan untuk sarapan, bekal untuk bepergian, atau cemilan yang bisa dinikmati saat waktu luang.

Baca juga: http://yourbandung.com/3-kuliner-legendaris-paling-dicari-di-bandung/