Beranda Berita Kota Bandung menuju SMART CITY

Kota Bandung menuju SMART CITY

Bandung Command Center

Tahukan Anda? Di ulang tahunnya di tahun 2015 ini, pemerintah kota Bandung meluncurkan slogan terbarunya yang berbunyi “Dengan semangat hari jadi ke-205 Kota Bandung, kita wujudkan Bandung Kota Juara yang unggul, nyaman dan sejahtera melalui konsep BANDUNG SMART CITY”. Sebuah slogan yang tidak mengada-ada dan perlu kita dukung bersama.

Bandung memang saat ini telah memiliki Command Center untuk memantau segala aktivitas yang terjadi setiap hari. Bandung juga telah memanfaatkan social media seperti Twitter dan Facebook sebagai sarana berinteraksi dan menyampaikan informasi secara langsung kepada warganya. Selain itu, juga terdapat beberapa aplikasi web maupun mobile yang sudah dapat dimanfaatkan warga, seperti PPDB Online, Panic Button, pembuatan Akte Kelahiran Online dan lain-lain.

Namun, apakah dengan demikian Kota Bandung sudah bisa disebut sebagai Smart City?

Konsep Smart City atau disebut Kota Cerdas mulai bergaung sejak tahun 2008 dimana hal ini menuntut agar pemerintah sebuah daerah dapat mengelola wilayahnya dengan lebih terintegrasi secara menyeluruh di berbagai bidang dengan memanfaatkan teknologi.

Menurut Wikipedia, sebuah smart city (disebut juga smarter city) menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan kinerja dan menciptakan kehidupan yang lebih baik, untuk menghemat biaya dan konsumsi sumber daya, serta untuk lebih berinteraksi secara efektif dan aktif dengan warganya. Bidang-bidang utama yang harus ‘smart’ ini termasuk bidang transportasi, energi, pelayanan kesehatan, air dan sampah.

Dalam mewujudkan Kota Bandung sebagai Smart City, Ridwan Kamil selaku walikota mengundang berbagai pihak untuk bergotong royong dan berkolaborasi.

Berikut adalah upaya yang telah dilakukan oleh Kota Bandung untuk menuju Smart City:

  1. Mendirikan Command Center sebagai pusat komando yang dapat mengawasi pembangunan yang sedang berjalan, titik-titik kemacetan dan kondisi lalu lintas, harga komoditas, kejadian tak terduga dan sebagainya untuk pengambilan keputusan dan aksi secara cepat serta terkoordinasi. Command center ini dilengkapi dengan software Social Media Mapping yang mampu menangkap percakapan warga di media sosial mengenai berbagai topik, mulai dari macet, kecelakaan, kebakaran, kenaikan harga sembako dan lain-lain.
  2. Membentuk “Dewan Smart City” yang anggotanya terdiri dari para pakar, profesional dan pemerintahan yang berasal dari kalangan akademik maupun swasta sebagai penasehat dalam upaya pemerintah kota membangun Bandung cerdas.
  3. Menyediakan koneksi internet dengan kecepatan tinggi bekerja sama dengan Telkom, sehingga Kota Bandung terintegrasi secara menyeluruh mulai dari transportasi, pelayanan publik, hingga tempat ibadah agar lebih praktis dan efisien dalam pengelolaan kota. Kerjasama ini meliputi 5 aspek meliputi pariwisata dan transportasi, pelayanan publik dan bisnis, pendidikan dan kesehatan, serta pengelolaaan pemerintah. Selain itu, juga menjalin kerjasama dengan ITB melalui Smart City and Community Innovation Center (SCCIC) pada Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB.
  4. Penerapan safe city yang rencananya bekerja sama dengan anak perusahaan Telkom. Program safe city ini menawarkan pengawasan melalui video dengan sistem yang lebih pintar dan tampilan yang lebih jelas, serta keamanan data, dan layanan yang lebih efisien.
  5. Menyediakan 320 aplikasi berupa aplikasi mobile dan web untuk kebutuhan pelaporan dan pelayanan masyarakat secara online. Salah satunya adalah aplikasi Panic Button yang telah terintegrasi dengan Command Center, sehingga bila ada yang menekan tombol panik, dapat langsung terlihat di monitor untuk segera ditindaklanjuti.

Masih panjang jalan yang harus dilalui Kota Bandung untuk menggapai gelar sebuah Smart City. Namun langkah-langkah yang telah diambil oleh para pejabat pemerintahnya seperti di atas sudah cukup jelas mengarah ke sana.

Belum lagi kemungkinan pemanfaatan teknologi Internet of Things (IOT) yang dapat mendeteksi wilayah terkena banjir, pipa-pipa PDAM yang mengalami gangguan sehingga tidak mengalir airnya, tempat-tempat sampah yang sudah penuh dan perlu diangkut segera, mendeteksi lokasi mobil dinas atau angkutan umum dan sebagainya. Hal tersebut tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mewujudkannya.

1 KOMENTAR

Comments are closed.