Beranda Acara Menyatukan Alam, Cita Rasa dan Budaya Sunda di Kebon Awi Kaffee Bandung

Menyatukan Alam, Cita Rasa dan Budaya Sunda di Kebon Awi Kaffee Bandung

Seiring dengan berjalannya waktu, banyak warisan budaya yang kita miliki mulai terlupakan karena tergerus dengan perkembangan zaman. Akibatnya dapat terlihat langsung pada generasi masa kini yang jangankan menjadi penerus yang melestarikannya, karena kenal kebudayaannya saja tidak. Oleh karena itu, Kebon Awi Kaffee mencoba mengenalkan kembali kebudayaan Sunda melalui sebuah event yang digelar pada Sabtu (4/11). Pada kesempatan tersebut, Kebon Awi Kaffee mencoba mengangkat kembali Kebudayaan Sunda dengan konsep kolaborasi budaya, alam dan cita rasa.

Tari Topeng

Acara yang dimulai pada pukul 10 pagi tersebut dihadiri secara khusus oleh para blogger, warga sekitar Dago Pakar dan pengunjung Kebon Awi Kaffee. Suara merdu nan unik dari alat musik tradisional karinding kemudian mengawali acara tersebut. Suasana syahdu begitu terasa karena desain tempat Kebon Awi Kaffee ini benar-benar berada di tengah-tengah pepohonan bambu yang terdiri dari 24 jenis yang berbeda dari berbagai belahan dunia.

Talkshow Mengenai Seni Budaya Sunda

Selain Karinding, pertunjukkan Tari Topeng lima Watak yang dipertontonkan langsung oleh Ottih Rostoyati yang juga merupakan owner dari Kebon Awi Kaffee pun sukses membius perhatian para hadirin. Setiap penampilan yang dipertunjukkan, akan ada sedikit talk show untuk mengenalkan kesenian tersebut secara lebih jauh. Para tamu undangan dan pengunjung pun dapat mencoba berbagai permainan anak tradisional seperti Jajangkungan dan Kelom Batok, serta membeli berbagai kerajinan tangan yang dibuat dari bambu sebagai souvenir. Dan sebagai bagian dari aspek cita rasa, sajian menu-menu bercita rasa khas Sunda pun dihidangkan di sebuah piring rotan beralaskan daun. Salah satu menu andalan yang disajikan adalah Ayam Rica Rebung.

Musikalisasi Puisi oleh ADHR

Agenda acara kemudian dilanjutkan dengan musikalisasi puisi oleh Abdul Hapsa Dan Rekan (AHDR) yang kemudian ditutup oleh pemberian pesan oleh sang pemilik Kebon Awi Kaffee Ottih Rostoyati kepada generasi muda untuk dapat melestarikan budaya Sunda dalam setiap aspek kehidupan.

Kerajinan tangan dari bambu

Ambu Ottih sebagai owner Kebon Awi Kaffee memberikan petatah petitih bagi generasi muda penerus Bangsa. Ambu Ottih berharap agar generasi muda “teu paremeun obor” yaitu generasi muda tidak kehilangan arah & tujuan hidup. Ambu Ottih juga berharap agar generasi muda bisa turut serta “ngamumule Budaya Sunda” atau melestarikan Budaya Sunda dalam segala aspek kehidupan. Ambu Ottih berharap agar generasi muda menerapkan motto untuk “silih asah, silih asih, silih asuh”, dimana silih asah adalah saling berbagi ilmu, setelah memiliki ilmu generasi muda harus saling asih / mengasihi, menyayangi, dan setelah itu maka akan terbentuk generasi muda yang saling mengasuh, bekerja sama & bergotong royong apabila 3 aspek tersebut bersatu maka tidak akan ada lagi perselisihan sesame anak Bangsa. Selanjutnya, “kabuyutan ulah ku dengeun” yaitu kekayaan alam kita jangan sampai jatuh ke tangan asing / musuh karena apabila jatuh ke mereka maka kita dan generasi penerus akan hancur dikuasai asing / musuh.

1 KOMENTAR

Comments are closed.