Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bandung International Arts Festival 2018 juga menyertakan agenda pertunjukkan penutup yang bertempat di Curug Batu Templek, Cisanggarung Lebak, Pasir Impun, Bandung, pada Minggu (29/7) malam. Dalam sekejap, tempat yang dikenal sebagai salah satu kawasan wisata populer di Bandung Timur tersebut pun disulap menjadi sebuah panggung megah dengan nuansa yang sangat berbeda dari sebelumnya.
Walaupun dijadwalkan baru mulai pukul 19.00 WIB, acara pamungkas Bandung International Arts Festival 2018 ini sudah dipadati pengunjung sejak sore hari. Beberapa pengunjung pun nampak berfoto dengan latar air terjun yang memiliki tinggi 52 meter tersebut. Saat malam tiba, wajah air terjun ini pun kemudian berubah saat sorotan lampu warna-warni mulai menerangi badan curug, persis layaknya sebuah panggung pertunjukkan.
Pada malam tersebut, Saung Swara dari Solo menjadi penampil pertama yang menghadirkan musik yang bersinergi dengan alam sekitar. Setelahnya, giliran penari Nungki Nurcahyani yang berasal dari Lampung menunjukkan kebolehannya dalam olah gerak. Secara total, ada 14 penampil yang mempertontonkan kebolehannya hingga selesainya acara pada dini hari, termasuk beberapa perwakilan dari Negara Jepang dan Amerika Latin.
Pemecahan Rekor ORI di Car Free Day Dago
Tak hanya di Batu Templek, sebelumnya hari terakhir Bandung International Arts Festival 2018 juga diwarnai oleh pemecahan rekor Original Rekor Indonesia (ORI) untuk kategori tarian Jaipong Daun Pulus Keser Bojong Terbanyak, bertempat di Car Free Day Dago. Menurut hitungan ORI, terdapat 2.513 orang yang menarikan tarian ciptaan seniman Sunda Gugum Gumbira tersebut. Jumlah ini termasuk dengan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Bandung yakni Ibu Dewi Kaniasari yang turut serta melakukan tarian ini di panggung.